Langsung ke konten utama

Korupsi dan Kentut




SUDAH menjadi kesadaran bersama. Bahwa, korupsi merupakan kejahatan berat dan kejam. Ia lebih kejam dari teroris. Ia berdampak sistemik dan sangat berbahaya. Namun sayang, kesadaran akan bahaya korupsi tidak mengantarkan bangsa kita bebas dari korupsi. Semakin hari, korupsi semakin menjadi. Semakin gencar usaha pemberantasan, koruptor malah semakin pintar.
Dari hilir sampai udik, bangsa kita asyik bercengkrama dengan korupsi. Pejabat pusat, daerah, bahkan pejabat desa sibuk mencari lahan untuk korupsi. Korupsi sudah tidak asing. Justru, yang tidak korupsi menjadi asing.
Saya sempat berpikir, bahwa penyebab korupsi bukan rendahnya pendidikan, demikian juga dengan kemiskinan. Karena, banyak lulusan pendidikan tinggi, malah mahir korupsi. Begitu juga orang kaya, mereka masih asyik korupsi. Parahnya lagi, masih ada tokoh agama yang senang bersua dengan korupsi.
Menurut para ahli, penyebab korupsi adalah mental korup, sistem yang korup, dan dorongan lain dari luar. Mental sangat berpengaruh. Apalagi didukung oleh sistem yang korup. Terlebih, jika banyak dorongan dari keluarga dan sejenisnya.
Maka, solusinya adalah bentuk mental antikorupsi, ciptakan sistem yang tidak korup, dan buang jauh-jauh segala hal yang mendorong korupsi. Nah, ketiga konsep ini bisa dikuak dari filosofi buang angin (kentut).
Mari kita tela’ah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus sadar, bahwa semua berhak memuaskan hasrat untuk buang angin. Namun, kita harus tahu diri, bahwa melanggar hak orang lain itu tidak dibenarkan. Semua orang memiliki hak untuk terbebas dari bau kentut.
Selain itu, hukum bagi pelaku kentut sembarangan harus tegas. Karena, semakin longgar hukum yang diberikan, maka perilaku kentut sembarangan akan semakin menggila.
Terakhir adalah tentang sistem. Kita harus mampu membuat dan merawat sistem kehidupan yang mendorong tidak kentut sembarangan. Karena, disadari atau tidak, sistem sangat berpengaruh terhadap perilaku penghuninya.
Kita bisa melihat perilaku anak muda sekarang. Budaya kentut sembarangan, bahkan kontes kentut sering dipertontonkan. Maka, sedikit atau banyak, perilaku ini akan sangat berpengaruh terhadap mentalnya masing-masing, termasuk mental yang korup.
Agaknya, tidak berlebihan, jika saya harus berkesimpulan, bahwa kearifan dalam buang angin, akan mampu mengurangi perilaku korupsi.

Bisa juga dibaca di sini dan di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP PAI SMP Kurikulum 2013 Edisi Revisi Kelas 9

RPP PAI SMP Kurikulum 2013 Edisi Revisi bagi kelas 9 akan penulis bagikan secara gratis. Pengunjung dapat langsung mendownload RPP PAI SMP Kurikulum 2013 Edisi Revisi bagi kelas 9 dan RPP Selembar Kurikulum 2013 bagi kelas 9, pada link yang sudah disediakan di bagian bawah artikel ini. 

Ringkasan PAI SMP Kelas 9 Lengkap

Pada postingan ini akan dibagikan informasi mengenai materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bagi kelas 9 SMP secara lengkap. Dari mulai bab pertama sampai dengan terakhir, sesuai dengan yang tercantum dalam buku paket siswa dan Kompetensi Dasar yang dirilis oleh Kemendikbud. Untuk menuju materi yang dimaksud, bisa langsung diklik dalam daftar isi berikut ini: Bab 1 Meyakini Hari Akhir, Mengakhiri Kebiasaan Buruk Bab 2 Jujur dan Menepati Janji Bab 3 Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru Bab 4 Zakat Fitrah dan Zakat Mal Bab 5 Dahsyatnya Persatuan dalam Ibadah Haji dan Umrah Bab 6 Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara Bab 7 Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar dan Tawakal Bab 8 Beriman kepada Qada' dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati Bab 9 Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Tata Krama, Santun, dan Malu Bab 10 Menyayangi Binatang dalam Syariat Penyembelihan Bab 11 Akikah dan Kurban Menumbuhkan Kepedulian Umat  Bab 12 Menelusuri Tradisi...

Materi PAI SMP Kelas 9: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara

1. Peta Konsep 2. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu: a. Menjelaskan tradisi  Nusantara sebelum Islam dengan benar. b. Menjelaskan Akulturasi budaya Islam dengan benar. c. Menjelaskan cara melestarikan tradisi Islam Nusantara dengan benar. d. Mengambil hikmah mempelajari tradisi Islam Nusantara dengan benar. e. Berperilaku melestarikan tradisi Islam Nusantara dalam kehidupan seharihari dengan benar.