SUDAH
menjadi kesadaran bersama. Bahwa, korupsi merupakan kejahatan berat dan kejam.
Ia lebih kejam dari teroris. Ia berdampak sistemik dan sangat berbahaya. Namun
sayang, kesadaran akan bahaya korupsi tidak mengantarkan bangsa kita bebas dari
korupsi. Semakin hari, korupsi semakin menjadi. Semakin gencar usaha
pemberantasan, koruptor malah semakin pintar.
Dari hilir
sampai udik, bangsa kita asyik bercengkrama dengan korupsi. Pejabat pusat,
daerah, bahkan pejabat desa sibuk mencari lahan untuk korupsi. Korupsi sudah
tidak asing. Justru, yang tidak korupsi menjadi asing.
Saya sempat
berpikir, bahwa penyebab korupsi bukan rendahnya pendidikan, demikian juga
dengan kemiskinan. Karena, banyak lulusan pendidikan tinggi, malah mahir
korupsi. Begitu juga orang kaya, mereka masih asyik korupsi. Parahnya lagi,
masih ada tokoh agama yang senang bersua dengan korupsi.
Menurut para
ahli, penyebab korupsi adalah mental korup, sistem yang korup, dan dorongan
lain dari luar. Mental sangat berpengaruh. Apalagi didukung oleh sistem yang
korup. Terlebih, jika banyak dorongan dari keluarga dan sejenisnya.
Maka, solusinya
adalah bentuk mental antikorupsi, ciptakan sistem yang tidak korup, dan buang
jauh-jauh segala hal yang mendorong korupsi. Nah, ketiga konsep ini bisa dikuak
dari filosofi buang angin (kentut).
Mari kita
tela’ah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus sadar, bahwa semua berhak
memuaskan hasrat untuk buang angin. Namun, kita harus tahu diri, bahwa
melanggar hak orang lain itu tidak dibenarkan. Semua orang memiliki hak untuk
terbebas dari bau kentut.
Selain itu,
hukum bagi pelaku kentut sembarangan harus tegas. Karena, semakin longgar hukum
yang diberikan, maka perilaku kentut sembarangan akan semakin menggila.
Terakhir adalah
tentang sistem. Kita harus mampu membuat dan merawat sistem kehidupan yang
mendorong tidak kentut sembarangan. Karena, disadari atau tidak, sistem sangat
berpengaruh terhadap perilaku penghuninya.
Kita bisa
melihat perilaku anak muda sekarang. Budaya kentut sembarangan, bahkan kontes
kentut sering dipertontonkan. Maka, sedikit atau banyak, perilaku ini akan
sangat berpengaruh terhadap mentalnya masing-masing, termasuk mental yang
korup.
Agaknya,
tidak berlebihan, jika saya harus berkesimpulan, bahwa kearifan dalam buang
angin, akan mampu mengurangi perilaku korupsi.Bisa juga dibaca di sini dan di sini
Komentar
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?