1. Peta Konsep
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu:a. Menjelaskan tradisi Nusantara sebelum Islam dengan benar.
b. Menjelaskan Akulturasi budaya Islam dengan benar.
c. Menjelaskan cara melestarikan tradisi Islam Nusantara dengan benar.
d. Mengambil hikmah mempelajari tradisi Islam Nusantara dengan benar.
e. Berperilaku melestarikan tradisi Islam Nusantara dalam kehidupan seharihari dengan benar.
3. Amati ketiga gambar di bawah ini!
4. Renungkan ilustrasi berikut ini!
Hasil perenungan ditulis dalam
buku catatan, dengan menggunakan bahasa sendiri yang jelas dan mudah difahami.
(Ilustrasi ini bisa dibaca dalam buku paket siswa halaman 235)
“Indonesia dikenal sebagai negara
kepulauan yang memiliki beragam suku, agama, ras, dan bahasa serta budaya.
Kekayaan budaya ini tidak terlepas dari faktor sejarah bangsa Indonesia dari
masa ke masa. Indonesia pernah mengalami berbagai macam zaman, seperti
Hindu-Buddha, Islam, zaman penjajahan, kemerdekaan, sampai masa reformasi
sekarang ini.
Hal ini sekaligus memunculkan dan
menumbuhkan kebudayaan baru. Baik itu budaya sebagai hasil pembauran dengan
budaya sebelum Islam, maupun budaya yang lahir karena adanya nilai-nilai Islam.
Tradisi Islam di Nusantara ini muncul sebagai akibat ajaran agama yang
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran Islam akan
merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sampai menjadi tradisi dan
tata cara hidup. Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Nusantara telah memeluk
agama Hindu-Buddha sehingga penduduk Nusantara telah memiliki budaya, tata cara hidup dan adat
yang mengakar kuat. Tumbuhnya Islam menyebabkan adanya akulturasi budaya.
Kekayaan budaya ini harus dilestarikan
supaya generasi mendatang juga dapat merasakannya. Sikap positif dalam
memandang kekayaan budaya ini perlu dikembangkan. Kekayaan tradisi dan budaya
dipandang sebagai warisan leluhur sekaligus merupakan titipan dari generasi
mendatang. Upaya pelestarian budaya ini dapat dilakukan dengan selalu
menjaganya dari pengaruh negatif budaya luar. Kita harus menyaring budaya yang
bertentangan dengan nilai-nilai kepribadian bangsa dan Islam.
Adapun tradisi dan budaya yang
sesuai dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai Islam dapat diterima dan
dikembangkan. Tiap-tiap daerah atau provinsi di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang khas. Tradisi dan budaya pada
setiap daerah tersebut perlu diperkenalkan ke dunia luar sebagai kekayaan
budaya bangsa. Hal ini juga dimaksudkan sebagai upaya melestarikan dan
mengembangkan tradisi dan budaya yang telah ada."
Setiap zaman membawa pengaruh
tersendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Nusantara.
Perkembangan Islam di Nusantara dari masa ke masa juga menambah khazanah dan
kekayaan budaya. Para mubaligh dan penyebar Islam telah berhasil menanamkan
akidah Islamiyah di Nusantara.
5. Ringkasan Materi
a. Tradisi Nusantara Sebelum Islam
Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan tradisi. Bahkan sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia masyarakat telah memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang. Kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang ini berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat. Banyak upacara ritual dilakukan sebelum melakukan kegiatan tertentu. Misalnya ritual sebelum melaksanakan hajatan, kelahiran, perkawinan, kematian dan lain sebagainya. Tradisi ini mereka lakukan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka patuh menjalankan tradisi tersebut karena beranggapan jika terjadi pelanggaran akan mendapat kutukan dari arwah nenek moyang yang akibatnya akan mendatangkan bencana di tengah-tengah masyarakat.
Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia tidak menyebabkan tradisi-tradisi tersebut musnah, justru semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan pengaruh agama Hindu-Buddha menyesuaikan dengan tradisi-tradisi di masya-rakat. Bentuk penyesuaiannya adalah
dengan mengubah cara-cara upacara ritual sehingga sesuai dengan nilainilai ajaran Hindu-Buddha.
Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha dari India ke Nusantara melalui proses penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat. Tentu saja penyesuaian ini tanpa menghilangkan unsur asli budaya di Nusantara.
Di antara pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia, misalnya tampak pada seni rupa dan seni ukir. Di bidang seni rupa dan seni ukir ini terlihat pada relief atau seni ukir pada dindingdinding candi. Sebagai contoh, pada relief Candi Borobudur tampak adanya perahu bercadik yang merupakan gambaran pelaut nenek moyang bangsa Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan riwayat sang Buddha sekaligus ada gambaran lingkungan alam Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga tampak pada bidang seni bangunan, misalnya pada bentuk bangunan candi.
Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Sedangkan di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal. Candi ini sebagai tanda penghormatan masyarakat terhadap sang raja. Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan ruh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan ruh nenek moyang. Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
b. Akulturasi Budaya Islam
Akulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-masing kebudayaan lama. Kedatangan ajaran Islam di Nusantara juga mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan Nusantara saat itu.
Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan atau material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia. Budaya ini kemudian dikenal dengan istilah budaya Islam. Budaya Islam adalah segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah mendapat pengaruh dari Islam.
Budaya dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata nilai tersebut merupakan hasil penterjemahan dari pokok-pokok ajaran Alquran dan hadis dalam kehidupan nyata. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi Islam adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam.
Islam sesungguhnya membuka diri terhadap budaya-budaya dari luar Islam. Islam mempersilakan siapapun untuk berpendapat, mengemukakan ide dan gagasan, ataupun menciptakan budayabudaya tertentu, asalkan sesuai prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Tidak melanggar ketentuan hukum halal-haram.
b. Mendatangkan mashlahat (kebaikan) dan tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan).
c. Sesuai dengan prinsip al-Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah Swt. dan apa saja yang dicintai Allah Swt.) dan al-Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah Swt.).
Ketiga prinsip di atas menjadi pedoman baku bagi umat Islam dalam berinteraksi dengan budaya-budaya lain di luar Islam. Berlandaskan ketiga prinsip tersebut akan lahir sebuah kebudayaan Islam yang memiliki ciri khusus, yaitu budaya yang berasaskan tauhid kepada Allah Swt.
Kita dipersilakan untuk berinteraksi maupun mengambil manfaat dari budaya bangsa-bangsa lain, selama ketiga prinsip di atas tidak dilanggar. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan, sebab perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku manusia lewat bahasa, pergaulan, dan organisasi sosial. Kesenian merupakan salah satu media paling mudah diterima dalam penyebaran Islam. Salah satu buktinya adalah penyebaran Islam dengan menggunakan media wayang kulit dan gamelan seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga.
Berikut ini adalah beberapa seni budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam:
1. Nama-Nama Bulan dalam Jawa
Masuknya Islam ke Indonesia, membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah yang berpatokan pada perputaran bulan. Bentuk akulturasi antara penanggalan Islam dengan penanggalan Jawa dapat terlihat pada penamaan bulan sebagai berikut:
2. Seni Bangunan Masjid
3. Seni Kaligrafi
4. Seni Tari
5. Seni Musik
6. Seni Pertunjukan
7. Seni Sastra
8. Kesenian Debus
c. Melestarikan Tradisi Islam Nusantara
Jika ada yang membutuhkan RPP PAI Bagi Kelas 9 bisa didownload di sini.
Wahyu Cahyono
BalasHapusKelas 9
SMPN SATU ATAP 1 CIMERAK
Ayu Lestari
BalasHapusKelas 9
SMPN SATU ATAP 1 CIMERAK
Sinta bela
BalasHapusKelas 9
SMPN SATU ATAP 1 CIMERAK
Wita aulia sarigustina
BalasHapusKls 9
Smpn satu atap 1 cimerak
Andi Saputra
BalasHapusKelas IX
SMPN SATU ATAP 1 CIMERAK
Andi Saputra
BalasHapusKelas IX
SMPN SATU ATAP 1 CIMERAK
Efa nuraeni
BalasHapuskls9
SMPN SATU ATAP 1CIMERAK
Habibah
BalasHapusIX
SMPN SATU ATAP 1 CIMERAK
Efa nuraeni
BalasHapuskls 9
SMPN SATU ATAP 2 CIMERAK
Rizqi Septian
BalasHapusKelas IX
SMPN SATU ATAP 1 CIMERAK
Rifaldi Dzulvian
BalasHapusKelas IX
SMPN SATU SATAP 1 CIMERAK