Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sentuhan Ayat

Shalat Tasbih

Diantara shalat yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh kaum muslim adalah shalat sunah tasbih. Para ulama mendasarkan kesunnahan shalat ini pada sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Rafi’. Rasulullah memberitahukan kepada paman beliau, yakni Abbas tentang tata cara dan berbagai keutamaan melakukan shalat tasbih.  Dalam beberapa kitab fiqih yang menjelaskan shalat tasbih, disebutkan hadits di atas. Meski dipandang sebagai hadits dlaif (lemah), namun para ulama Syafi’iyah seperti Abu Muhammad Al-Baghawi dan Abul Mahasin Ar-Rayani menetapkan kesunnahan shalat tasbih ini. Ini sebagaimana dituturkan oleh Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr (Jakarta, Darul Kutub Al-Islamiyah, 2004, hal. 202). 

Ketika Kita Bersaudara

Saat melancong ke Pantai Pangandaran beberapa hari lalu, saya menghampiri seorang pedagang kue pukis. Bercakap beberapa saat, lalu membeli kue yang ia jajakan. Sebelum beranjak, saya berusaha mengakrabkan diri pada sang pedagang, dengan melemparkan beberapa topik percakapan. Namun sayang, ia seolah tidak menikmati obrolan kami. H anya menjawab pertanyaan seperlunya, tanpa sedikitpun menyunggingkan senyum. Heran. Bibirnya tiba-tiba merekah, setelah saya menyebutkan kota asal: Tasikmalaya. Bahkan, setelah puas ngobrol ini itu, ia menghadiahi sebungkus kue gratis sambil berujar penuh keramahan, “Ieu canak, Jang. Hatur lumayan. Ari penak sareng nu sami ti Tasik teh, sok asa tenang sareng bingah, asa aya baraya amang mah.” (Nih ambil, Jang. Lumayan. Kalau bertemu dengan sesama orang Tasik, saya suka tenang dan bahagia, seperti ada saudara.)

Selamat Tinggal 2013: Refleksi Atas Berakhirnya Waktu

Gambar dari sini DISADARI atau tidak, waktu terus berjalan melampaui apa pun. Siapa yang lalai, tentu saja akan ditinggalkan. Karena baginya, tidak pernah mengenal istilah menunggu. Lebih dari itu, waktu hanya akan muncul sekali dan tidak akan pernah kembali lagi. Ali bin Abi Thalib r.a. pernah mengingatkan, bahwa rezeki yang tidak diperoleh hari ini, masih dapat diharapkan perolehannya lebih banyak di hari esok, tetapi waktu yang berlalu hari ini, tidak mungkin kembali esok.

Haji Bertambah, Orang Saleh Bertambah?

Masa pelaksanaan ibadah haji tahun ini telah berakhir. Para jamaah dari seluruh pelosok dunia mulai meninggalkan Mekah untuk kembali ke daerah masing-masing, termasuk Indonesia. Mereka akan kembali bersua dengan beragam kegiatan hidup seperti sebelumnya. Aneka ritual haji dan berbagai kebiasaan yang dilakukan dalam kurun waktu selama kurang lebih dua bulan, akan segera ditinggalkan. Suka tidak suka, senang tidak senang, kesibukan hidup yang biasa dihadapi sebelum berangkat haji, akan segera menghampiri dan menunggu untuk diselesaikan. Waktu dan konsentrasi yang biasa dikhususkan untuk ibadah haji, akan dibagi lagi dengan tuntutan menunaikan kewajiban lain. Baik yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga, tetangga, pekerjaan, sesama, bahkan negara.

Membumikan Pesan Isra Mi'raj

Selain Minggu, tanggal merah di Bulan Juni 2013, hanya satu hari. Ya, kita hanya akan mendapat libur untuk "memperingati" Isra Mi'raj. Memang, negara kita sudah memberi kesempatan bagi warganya, untuk melakukan semacam peringatan terhadap peristiwa bersejarah tersebut. Pertanyaannya, sudah sejauh mana dampak ritual ini bagi kualitas kehidupan kita, baik sebagai warga negara maupun sebagai umat beragama? Karena libur Isra Mi'raj, sudah diberikan puluhan kali.   Seperti ritual keagamaan dalam Islam pada umumnya, peringatan Isra Mi’raj tidak boleh hanya berkutat dalam hingar bingar rangkaian acara tertentu. Tetapi, lebih dari itu, nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa ini harus mampu kembali dihidupkan. Jika sejarawan mengungkapkan, bahwa   peristiwa   Isra Mi’raj telah menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan dakwah Nabi Muhammad saw waktu itu, maka rangkaian peringatan terhadap peristiwa bersejarah ini, harus mampu melahirkan solusi bagi problema...

Mengelola dan Menghargai Waktu

Setiap selesai dari sebuah kesibukan, jangan sampai terlena. Tetapi, harus segera bersungguh-sungguh untuk menciptakan pencapaian baru.  Seolah menjadi   rutinitas tak terelakan, bahwa momentum pergantian tahun, disambut dengan berbagai ritual perayaan. Macam-macam pesta rakyat kerap digelar untuk menyambut tahun baru, dan mengucapkan salam perpisahan pada tahun yang baru saja usai. Pesta kembang api, gelaran konser terbuka, hingar-bingar terompet, bahkan pasar rakyat, adalah beberapa ritual yang seolah sudah wajib ditampilkan.

Bukan Hanya Formalitas

Saya sering mendengar ungkapan, ”Aku orang beriman”. Banyak yang marah, jika disematkan label tidak beriman. Saya sempat berfikir, beriman tidak, ya? Ketika sore tadi, saya melihat orang selesai shalat Ashar berjama’ah di Mesjid, lalu dengan nikmatnya, buang air kecil di tempat wudlu. Hanya karena tidak ada orang lain. Padahal, terpampang sangat jelas, tulisan: DILARANG KENCING DI SINI ! Memang, iman sering diidentikan dengan hati. Namun, ia mesti menjelma menjadi perkataan dan tindakan yang layak dipanggil “iman”.

Sentuhan Iman, Selamatkan Pendidikan

Tentu kita tidak mau, memiliki anak cerdas dan banyak keahlian, tapi miskin kesolehan. Kita tidak mau, menyaksikan anak bergelar panjang, namun juga panjang tangan.    “Siswi SMP Tewas Saat Berusaha Gugurkan Kandungan”, begitulah judul berita yang dimuat Kabar Priangan (Senin, 15 Oktober 2012). Seolah pertanda bahwa pendidikan kita belum luput dari persoalan. Laksana gunung es, jika dikuak secara mendalam, persoalannya semakin banyak dan jelas.

10 Sifat Baik yang Saling Berkaitan

Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah mencurahkan kenikmatan dan karuniaNya yang tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman kepada makhluk-Nya. Baik yang berupa kesehatan, kesempatan sehingga pada kali ini kita dapat menunaikan kewajiban kita sebagai umat muslim yakni mencari ilmu dan menambah wawasan.

Prinsip Hubungan Muslim dan Non Muslim

( Kajian Q.S. 5:73-78; Q.S. 3: 69, 75, 128; QS. 4:52-53 ) Pendahuluan Manusia memiliki naluri sosial yang tinggi, artinya manusia hidup di dunia ini tidak mampu berdiri sendiri melainkan terus berinteraksi dengan makhluq lainnya. Kehidupannya tidak lepas dari kelompok social tertentu, ada kelompok keluarga, masyarakat, ras, suku, bangsa, bahasa, Negara, agama maupun kelompok social lainnya. Hal ini merupakan fitrah manusia yang tidak mungkin dihindari. Sehingga hal ini seharusnya menjadi modal dasar untuk membangun kehidupan yang harmoni dalam rangka mencapai sa’adatiddarain.

Prinsip Hubungan Muslim dan Non Muslim Dalam Pandangan Islam

Islam adalah agama universal yang ajarannya ditujukan bagi umat manusia secara keseluruhan. Inti ajarannya selain memerintahkan penegakan keadilan dan eliminasi kezaliman, juga meletakan pilar-pilar perdamaian yang diiringi dengan himbauan kepada umat manusia agar hidup dalam suasana persaudaraan dan toleransi tanpa memandang perbedaan ras, suku, bangsa dan agama, karena manusia pada awalnya berasal dari asal yang sama. Firman Allah: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang sama” (Q.S an-Nisa, ayat 1).

Selamat Natal Menurut Al-Qur'an

Dr. M. Quraish Shihab Sakit perut menjelang persalinan, memaksa Maryam bersandar ke pohon kurma. Ingin rasanya beliau mati, bahkan tidak pernah hidup sama sekali. Tetapi Malaikat Jibril datang menghibur: "Ada anak sungai di bawahmu, goyanghan pangkal pohon kurma ke arahmu, makan, minum dan senangkan hatimu. Kalau ada yang datang katakan: 'Aku bernazar tidak bicara.'"