Langsung ke konten utama

PILKADA; Rutinitas Tak Berbekas?

Mungkin mereka benar, bahwa siapa pun yang menang, kami tetap seperti ini. Ungkapan buruh tani sulit dibantah, bahwa siapa pun yang terpilih, mereka masih tetap buruh. Keluhan Pak Tani ada benarnya, bahwa siapa pun yang naik singgasana, dia tetap merana;  pupuk mahal, harga gabah menengadah. Demikian halnya dengan ujaran tukang ojek, bahwa wajah sumringah pemenang, tak akan banyak berdampak.  

Halah, memang beginilah adanya. Mereka sering bilang, "kami tak mau sakit hati dengan banyak harapan. Cukup sudah, kami terbuai oleh janji-janji tak berbukti. Cukup sudah, kami tak mau dijadikan tumbal, lagi. Ini bukan pesimis, tapi realistis!"

Kami hanya berharap, semoga semua ini lekas berakhir. Semoga, mimpi baik akan segera hinggap. Ribuan baliho itu, jutaan stiker itu, jutaan kaos itu, jutaan kartu suara itu, terlalu mahal untuk dibuang begitu saja.

Kami hanya ingin yang biasa-biasa saja. Makan dengan biasa, senyum yang biasa, pidato yang biasa, shalat biasa, kampanye yang biasa. Nggak  usah dibuat-buat! Kami sudah faham semuanya. Rasanya, mereka benar: semakin besar baliho, semakin pesimis orangnya. Harusnya, mereka dikenal dari prestasi, bukan dari baliho.

Memang, ada yang bilang kami bodoh. Kami polos. Kami mudah dibohongi. Tapi Anda harus tahu, kami tidak murah. Boleh, Anda hargai kami dengan harga murah. Kami terima uang dua puluh ribu itu, kami terima kaos tipis itu, kami terima kalender gratisan itu. Tapi maaf, hati kami tak terbeli!

Sekali lagi kami harus katakan, semua itu tak banyak pengaruhnya bagi kami. Mungkin, banyak yang makan uang Anda; tapi kami tidak. Kami tahu ongkos politik Anda mahal, tapi itu tak mengena. Kami makan hasil keringat ini, sisa pungutan-pungutan itu. Oh ya, kami juga bayar pajak dan sejenisnya. Kami tak ingin banyak menuntut, gunakan uang itu seperlunya; untuk kami, bukan hanya untuk perut Anda. Kami hanya ingin dihargai sebagai manusia seutuhnya.

Kami faham demokrasi. Tapi, demokrasi yang kami fahami tidak mengajarkan transaksi, kepura-puraan, rebutan kekuasaan, mengumbar kesejahteraan calon penguasa, dan menyejahterakan para cukong.

Baiklah, kami akan memilih. Terlalu sayang, jika biaya yang kami tanggung, tak digunakan. Hanya saja ada syaratnya, jangan sampai sebatas ritinitas tak berbekas!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP PAI SMP Kurikulum 2013 Edisi Revisi Kelas 9

RPP PAI SMP Kurikulum 2013 Edisi Revisi bagi kelas 9 akan penulis bagikan secara gratis. Pengunjung dapat langsung mendownload RPP PAI SMP Kurikulum 2013 Edisi Revisi bagi kelas 9 dan RPP Selembar Kurikulum 2013 bagi kelas 9, pada link yang sudah disediakan di bagian bawah artikel ini. 

Ringkasan PAI SMP Kelas 9 Lengkap

Pada postingan ini akan dibagikan informasi mengenai materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bagi kelas 9 SMP secara lengkap. Dari mulai bab pertama sampai dengan terakhir, sesuai dengan yang tercantum dalam buku paket siswa dan Kompetensi Dasar yang dirilis oleh Kemendikbud. Untuk menuju materi yang dimaksud, bisa langsung diklik dalam daftar isi berikut ini: Bab 1 Meyakini Hari Akhir, Mengakhiri Kebiasaan Buruk Bab 2 Jujur dan Menepati Janji Bab 3 Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru Bab 4 Zakat Fitrah dan Zakat Mal Bab 5 Dahsyatnya Persatuan dalam Ibadah Haji dan Umrah Bab 6 Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara Bab 7 Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar dan Tawakal Bab 8 Beriman kepada Qada' dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati Bab 9 Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Tata Krama, Santun, dan Malu Bab 10 Menyayangi Binatang dalam Syariat Penyembelihan Bab 11 Akikah dan Kurban Menumbuhkan Kepedulian Umat  Bab 12 Menelusuri Tradisi...

Materi PAI SMP Kelas 9: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara

1. Peta Konsep 2. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu: a. Menjelaskan tradisi  Nusantara sebelum Islam dengan benar. b. Menjelaskan Akulturasi budaya Islam dengan benar. c. Menjelaskan cara melestarikan tradisi Islam Nusantara dengan benar. d. Mengambil hikmah mempelajari tradisi Islam Nusantara dengan benar. e. Berperilaku melestarikan tradisi Islam Nusantara dalam kehidupan seharihari dengan benar.