Langsung ke konten utama

Selamat Tinggal 2013: Refleksi Atas Berakhirnya Waktu


Gambar dari sini

DISADARI atau tidak, waktu terus berjalan melampaui apa pun. Siapa yang lalai, tentu saja akan ditinggalkan. Karena baginya, tidak pernah mengenal istilah menunggu. Lebih dari itu, waktu hanya akan muncul sekali dan tidak akan pernah kembali lagi.

Ali bin Abi Thalib r.a. pernah mengingatkan, bahwa rezeki yang tidak diperoleh hari ini, masih dapat diharapkan perolehannya lebih banyak di hari esok, tetapi waktu yang berlalu hari ini, tidak mungkin kembali esok.


Hal ini senada dengan sebuah ungkapan Arab, yang menurut sebagian kalangan tergolong hadits Nabi. Bahwa setiap fajar terbit, ia berseru, “Putera-puteri Adam, aku waktu, aku ciptaan baru, yang menjadi saksi usahamu. Gunakan aku karena aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat.”

Pada prinsipnya, waktu yang sudah, sedang dan akan kita lewati, merupakan sarana dari Allah SWT. Kita harus mampu mengisinya dengan segala hal yang mengandung nilai ibadah (Q.S. Adz-Dzariyat:56). Dalam hal ini, apa pun yang kita kerjakan, harus atas dasar dan untuk melakukan pengabdian kepada Allah. Yang mana, semua itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak (Q.S. Al-Zalzalah:7).

Sangat disayangkan, jika seluruh waktu yang tersedia hanya dihabiskan untuk persoalan isi perut, pembungkus kulit, dan sejenisnya. Apalagi, jika sengaja dibiarkan berlalu tanpa melakukan apa pun, atau hanya melakukan berbagai tindakan yang tidak berguna.

Dalam hal pengelolaan waktu, Nabi Muhammad s.a.w. sudah memberikan panduan, seperti dalam hadits berikut ini:
Yang berakal selama akalnya belum terkalahkan oleh nafsu, berkewajiban mengatur waktu-waktunya. Ada waktu yang digunakan untuk bermunajat (berdialog) dengan Tuhannya, ada juga untuk melakukan introspeksi. Kemudian ada juga untuk memikirkan ciptaan Allah (belajar), dan ada pula untuk diri (dan keluarga) guna memenuhi kebutuhan makan dan minum (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim melalui Abu Dzar).

Kesibukan untuk mencari nafkah, tidak lantas menghilangkan kesempatan untuk beribadah (dalam pengertian khusus, seperti ibadah salat). Demikian selanjutnya, dengan alasan ibadah ritual, kita tidak dibenarkan melupakan tanggung jawab pada sesama atau keluarga. Juga jangan dilupakan, kita harus menyediakan waktu khusus untuk melakukan kontemplasi dan evaluasi diri.

Sudah seharusnya, ajaran Islam mengenai keteraturan dan kedisiplinan waktu dalam ibadah ritual dan perintah mengelola waktu pada umumnya, berdampak positif terhadap kehidupan umatnya. Umat terbiasa berdisiplin dan memiliki manajemen waktu yang baik, serta tidak permisif terhadap kelalaian dan ketidakdisiplinan. Sehingga, istilah “jam karet” yang seolah menjadi ciri khas masyarakat kita akan segera terhapus.

Penyesalan atas penggunaan waktu yang tidak baik, baru akan terasa ketika jatah waktu disadari segera berakhir. Pada saat itulah, kita akan tersadar bahwa waktu benar-benar berharga dan harus dikelola dengan baik. Padahal, seperti sudah penulis ungkapkan di awal, ia tidak mungkin bisa diputar kembali.

Nabi Muhammad SAW sudah mengingatkan sejak lama dalam sebuah hadits, bahwa di antara nikmat yang sering dilupakan dan disia-siakan oleh manusia adalah kesehatan dan kesempatan. Besarnya dua nikmat tersebut, baru akan terasa setelah keduanya hilang dan berlalu.

Selamat tinggal tahun 2013, selamat datang 2014. Semoga, kita tidak termasuk dalam golongan yang merugi, "hanya" karena menyia-nyiakan waktu. Wallou a'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP PAI SMP Kurikulum 2013 Edisi Revisi Kelas 9

RPP PAI SMP Kurikulum 2013 Edisi Revisi bagi kelas 9 akan penulis bagikan secara gratis. Pengunjung dapat langsung mendownload RPP PAI SMP Kurikulum 2013 Edisi Revisi bagi kelas 9 dan RPP Selembar Kurikulum 2013 bagi kelas 9, pada link yang sudah disediakan di bagian bawah artikel ini. 

Ringkasan PAI SMP Kelas 9 Lengkap

Pada postingan ini akan dibagikan informasi mengenai materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bagi kelas 9 SMP secara lengkap. Dari mulai bab pertama sampai dengan terakhir, sesuai dengan yang tercantum dalam buku paket siswa dan Kompetensi Dasar yang dirilis oleh Kemendikbud. Untuk menuju materi yang dimaksud, bisa langsung diklik dalam daftar isi berikut ini: Bab 1 Meyakini Hari Akhir, Mengakhiri Kebiasaan Buruk Bab 2 Jujur dan Menepati Janji Bab 3 Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru Bab 4 Zakat Fitrah dan Zakat Mal Bab 5 Dahsyatnya Persatuan dalam Ibadah Haji dan Umrah Bab 6 Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara Bab 7 Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar dan Tawakal Bab 8 Beriman kepada Qada' dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati Bab 9 Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Tata Krama, Santun, dan Malu Bab 10 Menyayangi Binatang dalam Syariat Penyembelihan Bab 11 Akikah dan Kurban Menumbuhkan Kepedulian Umat  Bab 12 Menelusuri Tradisi...

Materi PAI SMP Kelas 9: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara

1. Peta Konsep 2. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu: a. Menjelaskan tradisi  Nusantara sebelum Islam dengan benar. b. Menjelaskan Akulturasi budaya Islam dengan benar. c. Menjelaskan cara melestarikan tradisi Islam Nusantara dengan benar. d. Mengambil hikmah mempelajari tradisi Islam Nusantara dengan benar. e. Berperilaku melestarikan tradisi Islam Nusantara dalam kehidupan seharihari dengan benar.