Selamat datang kembali di blog ini. Pada postingan ini, akan berbagi mengenai materi Pendidikan Agama Islam Kelas 8 SMP tentang Rendah Hati, Hemat dan Sederhana Membuat Hidup Lebih Mulia. Dalam buku paket siswa terbitan kemendikbud, materi ini ada dalam Bab 7 halaman 112. Materi ini merupakan salah satu materi mengenai Alquran.
Dalam proses pembelajarannya, kita akan belajar mengenai pembacaan ayat pilihan Alquran (Q.S. al-Furqan/25: 63, Q.S. al-Isra’/17: 26-27) dan hadits terkait, mempelajari hukum bacaan Mad, menerjemahkan ayat, memahami isi kandungan ayat dan berusaha mengamalkan serta membiasakan akhlak terpuji rendah hati, hemat dan sederhana.
Adapun tujuan dari pembelajaran kali ini adalah sebagai berikut:
- Menyebutkan arti Q.S. al-Furqan/25: 63 dengan tepat
- Menyebutkan arti Q.S. al-Isra’/17: 26-27 dengan tepat
- Menjelaskan isi kandungan Q.S. al-Furqan/25: 63 dengan benar
- Menjelaskan isi kandungan Q.S. al-Isra’/17: 26-27 dengan benar
- Menguraikan isi kandungan hadis tentang rendah hati, hemat, dan hidup sederhana dengan benar
- Mendemonstrasikan bacaan Q.S. al-Furqan/25: 63 dengan tartil
- Mendemontrasikan bacaan Q.S. al-Isra’/17: 26-27 dengan tartil
- Mendemontrasikan hafalan Q.S. al-Furqan/25: 63 dengan benar
- Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Isra’/17: 26-27 dengan benar
- Menyajikan keterkaitan rendah hati dengan pesan Q.S. al-Furqan/25: 63 dengan baik
- Menyajikan keterkaitan hemat, dan hidup sederhana dengan pesan Q.S. al-Isra’/17: 26-27 dengan baik
Mengenai RPP Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana Membuat Hidup Lebih Mulia secara lengkap dapat di download pada bagian akhir tulisan ini.
1. Peta Konsep
2. Renungkan Teks Berikut Ini!
"Dalam kehidupan sehari-hari, sudah tentu kalian pernah bertemu dengan orang yang rendah hati. Entah di lingkungan tempat tinggal, di sekolah, maupun di tempat lain. Orang yang rendah hati bisa dirasakan dari cara dia berbicara, bersikap, dan berpendirian. Bagaimana perasaanmu ketika bertemu dengan orang yang demikian?
Tentu kita merasa nyaman dan senang. Demikian juga ketika kita bisa menghiasi diri dengan perilaku mulia ini, tentu orang-orang di sekeliling kita akan merasa nyaman berada dan bertemu dengan kita.
Tidaklah mengherankan bila orang yang rendah hati disukai oleh banyak orang dan memiliki banyak kawan. Biasanya orang yang demikian akan lebih dekat dengan kesuksesan. Semoga kalian juga menjadi bagian dari orang yang rendah hati ini. Orang ini tidak hanya disukai oleh manusia, tetapi juga sangat dicintai oleh Allah Swt. Betapa bahagianya hidup ini ketika kita dicintai oleh Allah Swt dan disenangi oleh orang-orang di sekeliling kita.
Seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw., beliau merupakan manusia yang memiliki segala kelebihan. Meskipun demikian, beliau senantiasa rendah hati, baik terhadap keluarga, para sahabat, bahkan kepada orang yang memusuhinya. Beliau dikenal sebagai orang yang rendah hati dengan siapa saja.
Setali tiga uang dengan rendah hati, hemat dan sederhana merupakan akhlak mulia yang juga diajarkan oleh Rasulullah saw. Hemat dan sederhana akan membuat kehidupan manusia menjadi lebih tenang dan tenteram. Jika kita mau berhemat dan hidup sederhana, perasaan kita tidak akan mudah terpengaruh oleh hal-hal serta keinginan-keinginan yang tidak penting. Itulah sebabnya mengapa Rasullullah saw. sangat mementingkan kedua sikap ini dalam kehidupan sehari-hari."
3. Materi
a. Membaca Ayat Alquran tentang Rendah Hati, Hemat dan Sederhana
Untuk mendengarkan bacaan Alquran atau mengunduh/mendownload aplikasi Alquran bisa mengunjungi link berikut:
https://dnhq.or.id/download-al-quranb. Mari memahami ilmu tajwid tentang hukum bacaan mad
- Pengertian Mad
Menurut bahasa mad adalah المطّ والزّيادة (almaththu wazziyaadah) artinya memanjangkan dan menambah. Sedangkan menurut istilah, mad adalah اطالة الصّوت بحرف من حرف المدّ (ithaalatush shauti biharfin min huruufil maddi) artinya memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-huruf mad (asli).
- Macam-macam Mad
1. Mad Thabi'i/asli
Disebut mad thabi’i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti alif ( ا ); kasrah diikuti ya’ sukun ( ي ); dan dhommah diikuti waw sukun ( و ). Cara membacanya adalah dibaca panjang 1 alif (2 harakat). Perhatikan contoh berikut yang diambil dari Q.S. al-Furqān/25: 63:
وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ
2. Mad Far'i
Mad far’i yaitu bacaan panjang yang melebihi atas mad ashli dikarenakan adanya hamzah atau sukun. Mad far’i terbagi atas tiga belas bagian, yaitu:
- mad wajib muttashil
- mad jaiz munfashil
- mad ‘aridh lissukun
- mad badal
- mad ‘iwadh
- mad lazim musaqqal kalimi
- mad lazim mukhaffaf kalimi
- mad lazim mutsaqqal harfi
- mad lazim mukhaffaf harfi
- mad lin
- mad shilah
- mad farqi
- mad tamkin
- Mad Wajib Muttasil
Disebut mad wajib muttasil apabila terdapat mad thabi’i diikuti hamzah dalam satu lafaz. Cara membacanya adalah wajib dibaca panjang 3 Alif (6 harakat).
- Mad Jaiz Munfasil
Disebut mad jaiz munfhasil apabila terdapat mad thabi’i diikuti hamzah namun dalam lafaz yang berbeda. Cara membacanya adalah dibaca panjang 1 alif ( 2 harakat), 2 alif ( 4 harakat), atau 2,5 alif ( 5 harakat).
- Maď Aridl
Disebut maď aridl apabila terdapat maď thabi’i diikuti waqaf, atau terdapat mad thabi’i di akhir ayat. Cara membacanya adalah dibaca panjang 1 alif ( 2 harakat), atau 2 alif (4 harakat), atau 3 alif (6 harakat).
- Maď Iwadl
Disebut mad iwadl apabila ada huruf yang fathah tanwin terletak pada waqaf (berhenti) pada akhir kalimat. Cara membacanya panjang 1 alif (2 harakat).
Untuk contoh dari setiap macam mad, silahkan cari dari kedua ayat tadi yang sedang kita pelajari saat ini. Jika tidak ada, dilanjutkan cari dalam Alquran.
c. Mari Belajar Mengartikan Ayat al-Qur’ān
Q.S. al-Furqān/25: 63
Q.S. al-Isrā’/17: 27
d. Mari Memahami Pesan-pesan Mulia dalam Q.S. al-Furqān/25: 63 dan Q.S. al-Isrā’/17: 27
- Q.S. al-Furqān/25: 63
Di dalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah Swt, maupun terhadap orang-orang jahil yang menyapa kita.
Seorang muslim yang memiliki sifat rendah hati akan mendapatkan keridaan Allah Swt baik di dunia maupun di akhirat.
Rendah hati disebut juga dengan tawadu’. Pengertian tawadu’ adalah
sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’
berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya sematamata merupakan karunia dari Allah Swt. Dengan keyakinan yang demikian
dia merasa bahwa tidak sepantasnya kalau kelebihan yang dimiliki itu
dibangga-banggakan. Sebaliknya segala kelebihan yang dimiliki itu diterima
sebagai sebuah nikmat yang harus disyukuri.
Sikap rendah hati dapat terlihat pada saat mereka berjalan. Dari sini akan terlihat sifat dan sikap kesederhanaan, jauh dari keangkuhan, langkahnya mantap, dan tampil dengan jati diri yang dimilikinya. Orang yang rendah hati tidak suka meniru-niru gaya orang lain. Apalagi gaya orang itu tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Orang yang rendah hati ingin tampil sesuai jati diri dan fitrah manusia. Orang yang rendah hati selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai ajaran Allah Swt.
Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, sombong, takabur, atau angkuh. Pernahkah kamu melihat orang yang berjalan dengan dengan penuh kesombongan dan besar kepala? Sungguh orang semacam itu tidak sedap dipandang mata. Jika kita melakukan hal itu, orang lain juga tidak senang dengan penampilan kita itu. Allah Swt juga sangat melarang manusia berjalan dengan kesombongan.
Firman Allah Swt dalam Q.S. alIsrā’/17 ayat 37, yang artinya : “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong...”.
Allah Swt melarang keras manusia memiliki sifat sombong. Hanya Allah Swt sajalah yang berhak untuk sombong. Semua makhluk temasuk manusia tidak boleh sombong atau angkuh.
Tahukah kalian bahwa Allah sangat murka kepada setan karena keangkuhannya? Waktu itu Allah Swt perintahkan setan untuk meghormati dan menghargai Adam a.s. Namun, mereka dengan sombongnya menolak dan menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih mulia derajatnya dibanding Adam as. Setan merasa bahwa dirinya yang diciptakan dari api itu jauh lebih mulia, sedangkan Adam a.s hanya diciptakan dari tanah.
Nabi Muhammad saw. berpesan agar kita senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat tawadu’ (rendah hati) dan menjauhkan dari sifat sombong. Sebagai pelajar, pesan Nabi Muhammad saw. ini dapat kalian terapkan mulai dari hal yang sederhana. Misalnya, ketika sedang mendapatkan pelajaran di kelas.
Demikian pula kepada kedua orang tua, seorang anak harus bersikap tawadu’ kepada mereka. Dengarkanlah nasihatnasihatnya. Kalian tidak boleh bersikap sombong sedikit pun kepada mereka, misalnya merasa lebih pandai dari orang tua atau menganggap mereka ketinggalan zaman. Orang yang rendah hati itu derajatnya akan dinaikkan oleh Allah Swt. Sebaliknya, orang yang tinggi hati malah derajatnya akan diturunkan oleh Allah Swt.
Q.S. al-Isrā’/17: 27
Ayat ini diturunkan Allah Swt dalam rangka menjelaskan gaya hidup kaum Jahiliyyah yang salah. Kaum Jahiliyyah adalah bangsa Arab sebelum mendapatkan pencerahan cahaya Islam. Mereka suka sekali berfoya-foya.
Mereka beranggapan bahwa derajat, kemasyhuran, dan kehormatan dapat dilihat dari kemampuannya dalam berfoya-foya dan menghamburhamburkan hartanya untuk berpesta pora.
Dalam ayat ini Allah Swt menegaskan bahwa berfoya-foya serta menghambur-hamburkan harta itu adalah pemborosan yang merupakan bagian dari perbuatan setan. Dengan demikian, sudah jelas bahwatindakan semacam ini sangat dilarang oleh Allah Swt. Sebaliknya, Allah mengajarkan kita agar bisa hidup hemat, sederhana, dan peduli kepada orang lain dengan cara suka berderma. Dengan tindakan mulia seperti ini, harta yang kita miliki akan menjadi lebih bermakna bagi diri kita sendiri dan bermanfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sungguh indah ajaran Islam.
Oleh karena itu, mari kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menerapkan pola hidup hemat mulai dari hal-hal yang sederhana dan mudah, seperti hemat dalam menggunakan air dan listrik.
Tampaknya kedua hal ini sangat sepele, tetapi dampaknya sangat luar biasa. Boros listrik dapat mengakibatkan krisis energi, sedangkan boros air dapat mengakibatkan krisis air. Sungguh kehidupan kita menjadi sangat terganggu jika di negeri kita ini mengalami krisis energi dan air. Kita dapat menghemat penggunaan listrik dengan cara menggunakan seperlunya, dan mematikannya pada saat tidak diperlukan. Kita dapat melakukan penghematan air dengan cara menggunakan air secukupnya dan hemat pada saat kita sedang wudhu , mandi, cuci tangan, mencuci pakaian, dan sebagainya.
Gia rifa maulana
BalasHapusTerimakasih. Mohon disebar dan diinformasikan pada teman teman kelas 8 lainnya, ya...
HapusLeni Madriani
BalasHapusIrwan Agustian
BalasHapus